Di Jepang, Ga pakai pakaian Jepang . Hello .. ga afdol brai . Tau ga baju kebangasaan negeri Sakura ini ? Kimonoooo . Yapss benar anak - anak . Tapi masa cuma kimono sih ? Coba deh baca ni artikel , ada banyak pakaian tradisional Jepang brai , mungkin kalian juga belom banyak yang tahu . Supaya tahu yuk mari di baca .
Baju Tradisional Jepang
1. KIMONO
Kimono (着 物 ) adalah pakaian tradisionalJepang. Arti harfiah kimono
adalahbaju atau sesuatu yang dikenakan (ki berarti pakai, dan mono
berarti barang).
Pada zaman sekarang, kimono berbentuk seperti huruf “T”, miripmantel
berlengan panjang dan berkerah. Panjang kimono dibuat hingga ke
pergelangan kaki. Wanita mengenakan kimono berbentuk baju terusan,
sementara pria mengenakan kimono berbentuk setelan. Kerah bagiankanan
harus berada di bawah kerah bagiankiri. Sabuk kain yang disebutob i
dililitkan di bagianperut/pinggang, dan diikat di bagianpunggung. Alas
kaki sewaktu mengenakan kimono adalahzōri ataugeta.Kimono sekarang ini
lebih sering dikenakan wanita pada kesempatan istimewa. Wanita yang
belum menikah mengenakan sejenis kimono yang disebut furisode.[1] Ciri
khas furisode adalah lengan yang lebarnya hampir menyentuh lantai.
Perempuan yang genap berusia 20 tahun mengenakanfurisod e untuk
menghadiri seijin shiki.
Pria mengenakan kimono pada pesta pernikahan, upacara minum teh, dan
acara formal lainnya. Ketika tampil di luar arena sumo, pesumo
profesional diharuskan mengenakan kimono. Anak-anak mengenakan kimono
ketika menghadiri perayaan Shichi- Go-San. Selain itu, kimono dikenakan
pekerja bidang industri jasa dan pariwisata, pelayan wanita rumah makan
tradisional (ryōtei) dan pegawai penginapan tradisional (ryokan).
Pakaian pengantin wanita tradisional Jepang (hanayome ishō) terdiri
dari furisod e danuch ikake (mantel yang dikenakan di
atasfurisode).Furisode untuk pengantin wanita berbeda darifurisode untuk
wanita muda yang belum menikah. Bahan untukfurisod e pengantin diberi
motif yang dipercaya mengundang keberuntungan, seperti gambar burung
jenjang. Warnafurisod e pengantin juga lebih cerah dibandingkanfurisode
biasa.Shiro muku adalah sebutan untuk baju pengantin wanita tradisional
berupa furisode berwarna putih bersih dengan motif tenunan yang juga
berwarna putih.
Sebagai pembeda dari pakaian Barat (yōfuku) yang dikenal sejak zaman
Meiji, orang Jepang menyebut pakaian tradisional Jepang sebagaiwafuku (和
服 , pakaian Jepang). Sebelum dikenalnya pakaian Barat, semua pakaian
yang dipakai orang Jepang disebut kimono. Sebutan lain untuk kimono
adalahgofuku (呉 服 ). Istilahgofuku mulanya dipakai untuk menyebut
pakaian orang negara Dong Wu (bahasa Jepang : negara Go) yang tiba di
Jepang dari daratan Cina.
2. KIMONO WANITA
Terselubung yang dikandung masing-masing jenis kimono. Tingkat
formalitas kimono wanita ditentukan oleh pola tenunan dan warna, mulai
dari kimono paling formal hingga kimono santai. Berdasarkan jenis kimono
yang dipakai, kimono bisa menunjukkan umur pemakai, status perkawinan,
dan tingkat formalitas dari acara yang dihadiri.
Kurotomesode
Kurotomesode adalah kimono paling formal untuk wanita yang sudah
menikah. Bila berwarna hitam, kimono jenis ini disebut kurotomesode
(arti harfiah: tomesode hitam). Kurotomesode memiliki lambang keluarga
(kamon) di tiga tempat: 1 di punggung, 2 di dada bagian atas
(kanan/kiri), dan 2 bagian belakang lengan (kanan/kiri). Ciri khas
kurotomesode adalah motif indah padasuso (bagian bawah sekitar kaki)
depan dan belakang. Kurotomesode dipakai untuk menghadiri resepsi
pernikahan dan acara-acara yang sangat resmi.
Tomosode
Tomesode yang dibuat dari kain berwarna disebut irotomesode (arti
harfiah: tomesode berwarna). Bergantung kepada tingkat formalitas acara,
pemakai bisa memilih jumlah lambang keluarga pada kain kimono, mulai
dari satu, tiga, hingga lima buah untuk acara yang sangat formal. Kimono
jenis ini dipakai oleh wanita dewasa yang sudah/belum menikah. Kimono
jenis irotomesode dipakai untuk menghadiri acara yang tidak
memperbolehkan tamu untuk datang memakai kurotomesode, misalnya resepsi
di istana kaisar. Sama halnya seperti kurotomesode, ciri khas
irotomesode adalah motif indah pada suso.
Furisode
Furisode adalah kimono paling formal untuk wanita muda yang belum
menikah. Bahan berwarna-warni cerah dengan motif mencolok di seluruh
bagian kain. Ciri khas furisode adalah bagian lengan yang sangat lebar
dan menjuntai ke bawah. Furisode dikenakan sewaktu menghadiri upacara
seijin shiki, menghadiri resepsi pernikahan teman, upacara wisuda,
atauhatsu mode. Pakaian pengantin wanita yang disebut hanayome ishō
termasuk salah satu jenis furisode.
Homongi
Hōmon-gi (訪 問 着 , arti harfiah: baju untuk berkunjung) adalah kimono
formal untuk wanita, sudah menikah atau belum menikah. Pemakainya bebas
memilih untuk memakai bahan yang bergambar lambang keluarga atau tidak.
Ciri khas homongi adalah motif di seluruh bagian kain, depan dan
belakang. Homongi dipakai sewaktu menjadi tamu resepsi pernikahan,
upacara minum teh, atau merayakan tahun baru.
Iromuji
Iromuji adalah kimono semiformal, namun bisa dijadikan kimono formal
bila iromuji tersebut memiliki lambang keluarga (kamon). Sesuai dengan
tingkat formalitas kimono, lambang keluarga bisa terdapat 1, 3, atau 5
tempat (bagian punggung, bagian lengan, dan bagian dada). Iromoji dibuat
dari bahan tidak bermotif dan bahan-bahan berwarna lembut, merah jambu,
biru muda, atau kuning muda atau warna-warna lembut. Iromuji dengan
lambang keluarga di 5 tempat dapat dikenakan untuk menghadiri pesta
pernikahan. Bila menghadiri upacara minum teh, cukup dipakai iromuji
dengan satu lambang keluarga.
Tsukesage
Tsukesage adalah kimono semiformal untuk wanita yang sudah atau belum
menikah. Menurut tingkatan formalitas, kedudukan tsukesage hanya
setingkat dibawah homongi. Kimono jenis ini tidak memiliki lambang
keluarga. Tsukesage dikenakan untuk menghadiri upacara minum teh yang
tidak begitu resmi, pesta pernikahan, pesta resmi, atau merayakan tahun
baru.
Komon
Komon adalah kimono santai untuk wanita yang sudah atau belum menikah.
Ciri khas kimono jenis ini adalah motif sederhana dan berukuran kecil-
kecil yang berulang.[3] Komon dikenakan untuk menghadiri pesta reuni,
makan malam, bertemu dengan teman-teman, atau menonton pertunjukan di
gedung.
Tsumugi
Tsumugi adalah kimono santai untuk dikenakan sehari-hari di rumah
oleh wanita yang sudah atau belum menikah. Walaupun demikian, kimono
jenis ini boleh dikenakan untuk keluar rumah seperti ketika berbelanja
dan berjalan-jalan. Bahan yang dipakai adalah kain hasil tenunan
sederhana dari benang katun atau benang sutra kelas rendah yang tebal
dan kasar. Kimono jenis ini tahan lama, dan dulunya dikenakan untuk
bekerja di ladang.
Yukata
Yukata (浴衣, baju sesudah mandi) adalah jeniskimono yang dibuat dari
bahan kain katun tipis tanpa pelapis. Dibuat dari kain yang mudah
dilewati angin, yukata dipakai agar badan menjadi sejuk di sore hari
atau sesudahmandi malam berendam dengan air panas. Menurut urutan
tingkat formalitas, yukata adalah kimono nonformal yang dipakaipria dan
wanita pada kesempatan santai di musim panas, misalnya sewaktu melihat
pesta kembang api, matsuri (ennichi), atau menari pada perayaanobon.
Yukata dapat dipakai siapa saja tanpa mengenal status, wanita sudah
menikah atau belum menikah.
Gerakan dasar yang harus dikuasai dalam nihon buyo selalu berkaitan
dengan kimono. Ketika berlatih tari, penari mengenakan yukata sebagai
pengganti kimono agar kimono berharga mahal tidak rusak karena keringat.
Aktorkabuk i mengenakan yukata ketika berdandan atau memerankan tokoh
yang memakai yukata. Pegulatsumo memakai yukata sebelum dan sesudah
bertanding.
Musim panas berarti musim pesta kembang api dan matsuri di Jepang.
Jika terlihat orang memakai yukata, berarti tidak jauh dari tempat itu
ada matsuri atau pesta kembang api.
3. KIMONO PRIA
Kimono pria dibuat dari bahan berwarna gelap seperti hijau tua,
coklat tua, biru tua, dan hitam. Kimono paling formal berupa setelan
montsuki hitam dengan hakama dan haori.
Bagian punggungmontsuki dihiasi lambang keluarga pemakai. Setelan
montsuki yang dikenakan bersama hakama dan haori merupakan busana
pengantin pria tradisional. Setelan ini hanya dikenakan sewaktu
menghadiri upacara sangat resmi, misalnya resepsi pemberian penghargaan
dari kaisar/pemerintah atau seijin shiki.
Kimono santaikin agashi
Pria mengenakankinagashi sebagai pakaian sehari-hari atau ketika keluar
rumah pada kesempatan tidak resmi. Aktor kabuki mengenakannya ketika
berlatih. Kimono jenis ini tidak dihiasi dengan lambang keluarga.
http://notrandomanymore.wordpress.com/2011/06/16/baju-tradisional-jepang/